Roadshow Perencanaan Pembangunan Provinsi Sumsel di Musi Rawas

Monitoring dan evaluasi proyek proyek strategis di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020, diawali di buka oleh sambutan oleh Kepala Bappeda Musi Rawas Dr. Ir. Nanti Kasih, MT dan sekaligus membuka acara rapat Konsultasi Publik. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan Dr. Ir. H. Firmansyah, M.Sc  berupa beberapa masukan dalam rangka pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2021.

Paparan Arah Kebijakan RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2021 oleh Kepala BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, yang menjelaskan antara lain: Tema Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2021 adalah “Mempertahankan Pembangunan dengan Berbasis Kearifan Lokal dan Sumberdaya Lokal Menuju Pembangunan Berkelanjutan”

Kerangka Konsep Perencanaan Pembangunan Musi Rawas Tahun 2021 antara lain: Beberapa permasalahan Kabupaten Musi Rawas antara lain yaitu  : Infrastruktur yang belum merata , Masih ada desa tertinggal, Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, Jumlah penduduk miskin tinggi, Penyelenggaraan tata kelola pemerintah dan layanan publik yang belum maksimal. Berdasarkan hasil telaahan RPJMD Musi Rawas, Arah Kebijakan Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan, Isu Strategis Kabupaten Musi Rawas antara lain yaitu: Kualitas dan daya saing SDM. Pengembangan wilayah dan pengelolaan SDA, Kemiskinan dan Ketertinggalan, Optimalisasi keamanan dan kenyamanan dalam berivestasi

Tata Kelola Pemerintahan, Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2021 antara lain yaitu: Pembangunan sumber daya manusia (SDM), Pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata, Pengentasan kemiskinan, Peningkatan penanaman modal, Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan pelayanan prima.

Paparan Arah Kebijakan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021 oleh Dr. Ir. H. Firmansyah, M.Sc Kepala BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan. Beberapa Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2021 antara lain yaitu : Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi berkisar 5,1%-6,0% melalui sektor unggulan. Penurunan angka kemiskinan menjadi 9,65% yang difokuskan pada penyediaan infrastruktur dasar (akses terhadap sanitasi, air bersih, listrik dan rumah tinggal yang layak) dan ketenagakerjaan (penyediaan lapangan pekerjaan). Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 69,00. Peningkatan kualitas infrastruktur, dengan kondisi saat ini jalan mantap sebesar 76,07%, air minum layak sebesar 59,49%, dan sanitasi layak sebesar 51,70%. Peningkatan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan jaringan irigasi. Peningkatan produktivitas perikanan. Pengembangan Kawasan Perkotaan Muara Beliti, Kawasan Agropolitan Muara Beliti, dan Kawasan Minapolitan Tugumulyo. Percepatan pembangunan Jalan Tol Musi Rawas-Lubuklinggau-Curup Bengkulu. Pengembangan Perhutanan Sosial. Paparan oleh Rektor Universitas Musi Rawas Bapak Prof. Ir. Fachrurrozie Sjarkowi, M.Sc., Ph.D isinya antara lain : Beberapa kondisi yang menjadi kekuatan Kabupaten Musi Rawas dalam pembangunan namun masih diperlukan beberapa antisipasi terkait permasalahan sosial budaya, antara lain yaitu : Tidak ada lagi kemiskinan mutlak dan permanen, hanya ada kemiskinan relatif yang bisa dibenahi dengan kebijakan. Tidak ada budaya malas, hanya perpaduan potensi ekonomi dan peluang bisnisnya yang harus direkayasa lebih apik. Tidak ada potensi keresahan sosial menjurus kepada kerusuhan sosial, hanya perlu dipacu kerjasama dan kemitraan warganya.

Selain permasalahan internal di daerah, Kabupaten Musi Rawas juga perlu mengintegrasikan dengan isu strategis tingkat nasional maupun internasional yaitu SDGs. Kabupaten Musi Rawas harus bisa menaikkan prestasi SDGs Provinsi dan juga nasional. Hal tersebut menjadi peluang menarik dana APBN melalui perencanaan Top-Down

Selain itu juga ada pokok masalah terkait tujuan pembangunan visioner daerah yang harus digarap lewat proses bottom-up. Kerangka logis pola pembangunan yang harus perlu disiasati melalui pemahaman yang cermat dan tepat tentang muatan input  (sarana pembangunan) - proses - output (hasil pembangunan). Input (sarana Pembangunan), perlu memperhatikan potensi air dengan menghindari efek mutu air permukaan dan terbatasnya air bersih, menghindari fragmentasi lahan, serta menghindari asap kebakaran hutan dan lahan . Output (hasil pembangunan), dengan input dan proses yang baik diharapkan diperoleh hasil berupa peningkatan IPM dan TAKD turun 1 hingga 2 digit, Pertumbuhan ekonomi diatas 7 persen dan peningkatan Pendapatan PerKapita. Proses, melalui kebersamaan gerakan, keeratan sinkronisasi, dan kehandalan dalam perencanaan pembangunan.