Tender Monorel Palembang Dibuka 8 Desember

"Proses tender awal sudah bisa dimulai 8 Desember nanti. Sejumlah investor telah melirik dan menyatakan minatnya untuk bergabung dalam proyek monorel pertama di Indonesia ini. Seperti perusahaan Malaysia dan Korea," katanya kepada wartawan, Kamis (13/11/2014).

Ia menegaskan, jika proses tender tersebut dilakukan sesuai jadwal, pihaknya optimistis jika, groundbreaking proyek senilai Rp7,5 triliun ini juga bisa dimulai. "Jumlah dana itu secara keseluruhan, bukan hanya untuk kereta saja, melainkan mulai dari stasiun, pembebasan lahan, tiang pancang serta administrasi pendukung lain," papar dia.

Terkait pembebasan lahan sendiri, dirinya menilai, selama pembangunan membutuhkan 13 titik stasiun. Ada beberapa penempatan aset-aset daerah yang dekat dengan stasiun itu bisa melewati kerja sama. Untuk beberapa stasiun lain yang tidak dengan aset pemerintah sekedar stasiun di atas badan jalan.

"Untuk pembebasan tanah karena manuver untuk tikungan kereta lebih jauh maka perlu pembebasan tanah dibeberapa tikungan dan hanya seperti itu saja. Tidak akan besar sekali untuk pembebasan tanahnya," jelasnya.

Musni menjelaskan, proyek monorel sebagai transportasi umum dibutuhkan masyarakat khususnya di Sumsel. Karena berdasar penelitian yang ada, kota Palembang akan mengalami macet total pada 2019 mendatang. Proyek Monorel akan menentukan beberapa koridor, pertama melewati Masjid Agung-Jakabaring-Lingkar Selatan. Koridor dua di Jalan Parameswara-Unsri Bukit Besar-Jalan Kapten A Rivai-Jalan Veteran-Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan RE Martadinata dan Jalan Mayor Zen. Sedangkan Koridor tiga di Jalan Demang Lebar Daun-Jalan Basuki Rahmat-Jalan R Sukamto-Jalan Residen Abdul Rozak-Jalan Patal Pusri. Untuk Koridor empat, Masjid Agung (Ampera)-Jalan Jenderal Sudirman-Bandara SMB II.

"Tahap awal dimulai dari Bandara SMB II menuju Masjid Agung sepanjang 15 km dan dari Masjid Agung menuju Jakabaring sekitar 10 km. Total ada sekitar 15 stasiun pemberhentian yang akan dibangun tanpa masinis. Monorel ini nanti menggunakan tenaga baterai bukan listrik," jelasnya.

Terpisah, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel, Ruslan Bahri mengatakan, banyak hal yang masih harus dikaji terkait monorel. Terlebih pada manfaat penghubung di masing-masing titik.

"Karena yang paling sulit menyangkut pembebasan tanah, tapi untuk tempat-tempat turun penumpang diupayakan di Pasar KM 5 dan Pasar Cinde," ujarnya.

 

palembang.tribunnews.com