Empat Ton Garam Ditebar di Langit Sumsel

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Yulizar Dinoto mengatakan, aksi menebar garam di langit Sumsel dilakukan untuk membuat hujan buatan. Harapannya, titik api dari kebakaran hutan dan lahan semakin berkurang. Terlebih dampaknya mengakibatkan kabut asap yang terjadi tiga pekan belakangan.

"Pesawat Hercules diperbantukan BNPB ke Sumsel untuk TMC. Tim lapangan akan menebar garam ke daerah yang masih memiliki titik api besar, tapi disesuaikan dengan pergerakkan awan. Tanpa ada Colunimbus atau awan penghujan, hal itu sulit dilakukan," kata Yulizar saat ditemui di Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Minggu (21/9/2014).

Rekayasa cuaca memang tak mudah dilakukan di tengah kabut asap yang tebal. Lapisan asap menghambat pertumbuhan awan. Uap air di atmosfer diserap oleh butir-butir asap sehingga sulit membentuk awan. Adapun cara kerja TMC ialah dengan melakukan penyemaian awan (Cloud Seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat menyerap air. Sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

"Pesawat Hercules berdaya angkut hingga 20 ton garam, 12 kru dan tiga penumpang. Sejauh ini perhatian BNPB sangat besar. Mereka menggelontorkan dana yang tidak sedikit, yakni Rp 12,2 miliar kepada BPBD Sumsel untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan, dan menyiapkan Rp 16 milyar tambahan sesuai kebutuhan yang ada termasuk TMC hingga akhir September nanti," ujar Yulizar.

Selain itu, BNPB juga mengoperasikan helikopter Sikorsky untuk membantu M18 dan Bolco yang telah lebih dulu memadamkan titik api. Sikorsy, helikopter berwarna oranye ini akan fokus memadamkan titip api terbesar seperti di sekitar Ogan Komering Ili (OKI). "Tapi sekarang perlahan sudah menurun, terdata sisa 21 titik api dari sebelumnya bisa mencapai 80-an titik," ujarnya.

http://palembang.tribunnews.com