Hal ini ditandai dengan terus terjadinya tren yang cenderung mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam kurun waktu 19 tahun sejak tahun 2003, berdasarkan data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel (BPS), Dr.Zulkifli, M.Si saat melakukan press rilis profil kemiskinan Banyuasin melalui Rapat Koordinasi dan Rilis Angkat Kemiskinan Banyuasin, Kamis, (12/12/2022) mengatakan, presentase penduduk miski. di Kabupaten Banyuasin berada pada peringkat ke-dua terendah se-provinsi Sumatera Selatan.
“Ini tentu tidak lepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Banyuasin dibawah nahkoda Bupati H.Askolani bersama Wakil Bupati Banyuasin H.Slamet Somosentono melalui program dan inovasi yang dilakukan selama ini,” jelasnya.
Ia merinci, pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin Banyuasin sebanyak 156,40 ribu jiwa atau 22,80 persen. Pada, tahun 2012 sebanyak 87,87 jiwa atau 11,27 persen. Lalu, tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 100,64 ribu jiwa atau 12,45 persen.
Angka kemiskinan ini kembali turun di saat Bupati H.Askolani dan Wabup H.Slamet menjabat. Pada tahun 2019 menyentuh angka 96,55 ribu jiwa atau 11,33 persen. Kemudian turun lagi pada tahun 2022 ini hingga 88,55 jiwa atau 10,00 persen.
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan Regina Ariyanti, ST juga mengucapkan selamat atas pencapaian yang dilakukan Kabupaten Banyuasin dalam menurunkan angka kemiskinan dan pada kesempatan ini ia juga memberikan penghargaan terbaik II perencanaan dan pencapaian pembangunan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah tahun 2022 kepada Bupati Banyuasin dan didampingi Wabup.
“Saya berpesan kepada Pemda dalam menghadapi kemiskinan ekstrem agar menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, serta pengurangan kantong-kantong kemiskina. untuk Penghargaan yang diberikan hari ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di daerah. Penerima penghargaan ini dinilai mampu menunjukkan sinergi dan integrasi perencanaan, pencapaian, dan inovasi pembangunan bahu membahu antara pemerintah pusat dan daerah, profesional dan masyarakat, untuk kehidupan yang adil dan sejahtera”, jelasnya.
Sementara itu Bupati Banyuasin H.Askolani mengucapkan terima kasih kepada BPS Sumsel yang telah merilis angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin yang turun dari pada tahun 2021 lalu sebesar 10,75% ke angka 10,00% serta Penghargaan Terbaik II Perencanaan dan pencapaian pembangunan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah tahun 2022 yang diserahkan langsung Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan Regina Ariyanti, ST.
“Menurunnya angka kemiskinan dan penghargaan ini ada bukti Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas kita meskipun bila dibandingkan dengan capaian Nasional yaitu di angka 9,71, kita masih butuh 0,29% lagi. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan tidak sekedar wacana semata, tapi diperlukan percepatan dan inovasi serta peran dari berbagai pihak secara terintegrasi,bukan sendiri-sendiri atau ego sektoral,” jelasnya.
Askolani menambahkan tidak ingin jumawah dengan hasil ini karena di tahun 2023 perlu adanya persiapan terkait isu Kemiskinan Ekstrem atau dikenal keraknya kemiskinan.
“Saya instruksikan agar semua program harus mendasar orang-orang dan lokasi yang ada pada data pendasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) dan saat ini BPS sudah melakukan REGSOSEK (Registerasi Sosial Kemiskinan) dimanja data ini bermanfaat untuk digunakan dalam rangka meningkatkan akurasi pendasaran program Kemiskinan Ekstrem dan utik menjalani keluarga miskin es krem yang membutuhkan bantuan”, ungkapnya.
Bupati Askolani Juga memaparkan strategi jitu dalam pengentasan kemiskinan Kabupaten Banyuasin seperti :
1. Selama pandemi yg melanda 2 tahun ini berdampak pada refocusing anggaran yg tentu banyak kegiatan yang tertunda dan beberapa target kinerja yang tertunda namun itu menjadi hal yg menuntut kita untuk bergerak cepat dan berinovasi di segala aspek.
2. Menjaga stabilitas masyarakat kelompok rentan miskin agar tidak jatuh kejurang kemiskinan dengan cara memberikan pelayanan terbaik melalui 7 program unggulan dan 12 gerakan bersama masyarakat.
3. Kepada TKPK kabupaten agar dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya kemiskinan sehingga dapat ditentukan intervensi yang tepat
4. Penentuan prioritas intervensi juga mengingat kemampuan anggaran yang tidak memungkinkan seluruh persoalan dapat diatasi dalam waktu singkat yang dapat dilakukan dengan batuan Pihak ketiga baik itu CSR BAZNAS dan instansi vertikal lainnya.
5. Segera bentuk Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) sehingga dapat memanfaatkan data dan informasi sehingga data tersebut lebih objektif dan akurat yang berasal langsung dari desa.
Turut hadir Dandim 04/30 Banyuasin diwakilkan Danramil Pangkalan Balai Kapten Inf. Hermawan, Asisten II Setda Banyuasin, Kepala BPS Banyuasin, Para kepala OPD dan Para Camat Se-kabupaten Banyuasin yang hadir malalui zoom meeting.