Udara di Palembang Tidak Sehat Lagi

Diungkapkan Kepala BLH Sumsel, Lukitariati, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah berada di level 101 hingga 199. Artinya, kualitas udara sudah memasuki status tidak sehat. Udara katanya sudah terpapar Karbon Monoksida, Sulfur Dioksida, Nitrogen Dioksida, Ozon Permukaan dan Partikel Debu.

"Kita sudah lakukan identifikasi daerah seperti Palembang, Banyuasin dan Ogan Ilir. Hasilnya ISPU di tiga daerah itu berada di taraf level tidak sehat. Hal ini perlu diwaspadai, dan masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Sebisa mungkin kenakan masker untuk melindungi diri dari pencemaran udara," kata Lukitariati kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (10/9/2014).

Sementara untuk di daerah lain, BLH Sumsel belum bisa mengidentifikasi. Menurut Lukitariati, hasil analisa pihaknya sudah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan Sumsel untuk mengambil tindakan serta penanggulangan.

Terpisah, Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan, secara umum kabut asap dapat menganggu kesehatan semua orang baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. Pada kesehatan tertentu, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia dan anak-anak. Terjadi 8 masalah kesehatan akibat kabut asap, di mana dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan serta infeksi. Kabut asap juga dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lainnya seperti bronkitis, kronik, PPOK dan lain sebagainya. Selain itu, kabut asap juga dapat menyebabkan kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernafas.

"Bagi yang usia lanjut dan anak-anak dengan daya tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan," sebutnya.

"Kemampuan paru dan saluran pernafasan mengatasi infeksi jadi berkurang sehingga mudah infeksi. Secara umum maka berbagai penyakit kronok juga dapat memburuk. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bimu dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi," tambahnya.

Dampak paling buruk akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA, karena tidak seimbangnya daya tahan tubuh, pola bakteri dan buruknya lingkungan. Namun masyarakat dapat melindungi diri dari resiko gangguan kesehatan akibat kabut asap.

"Hindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah maupun ruangan, terutama yang menderita jantung dan pernafasan. Jika pun harus isa menggunakan masker. Jangan lupa sering minum air putih lebih banyak. Bagi yang ada gangguan paru untuk minta perlindungan tambahan pada dokter," tandas Lesty.

http://palembang.tribunnews.com