Diskusi terbatas mengenai konsep dan implementasi penanggulangan kemiskinan di Sumsel

Pengentasan kemiskinan telah pernah diupayakan dengan konsep “Gertak Sejuta Mandiri” (Gerakan Terpadu Serentak Semesta Menuju Rumah Tangga Mandiri) Tahun 2016 oleh Gubernur Sumsel sebelumnya. Gertak Sejuta Mandiri dikelompokkan dalam 4 (empat) program yang bersinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yaitu Program Mandiri 1 s/d 4. Namun demikian , dari Program Mandiri tersebut tidak ada satupun gerakan atau program khusus dan spesifik yang berasal dari dana APBD Provinsi Sumsel untuk mengatasi persoalan kemiskinan.

Dalam kesempatannya, Staf Sekretariat Daerah Provinsi Sumsel, Drs. H. Abriyadi, M.Si menjelaskan mengenai Konsep dan Implementasi Penanggulangan Kemiskinan di Sumatera Selatan diantaranya terkait kemsikinan dan perbandingan antar region, langkah-langkah yang telah ditempuh, strategi penanggulangan kemiskinan, dan prioritas penanggilangan kemiskinan.

Secara umum kemiskinan terdiri dari kemiskinan absolute dan kemiskinan relative. Kemiskinan absolute adalah pendapatan rumah tangga yang berada dibawah garis kemiskinan, sedangkan kemiskinan relative adalah suatu kondisi dimana pendapatan rumah tanga masih berada diatas garis kemiskinan namun rentan terhadap adanya gejolak ekonomi. Bila ada gejolak ekonomi, maka dapat dipastikan mereka akan masuk menjadi miskin yang bersifat absolute.

Penyebab kemiskinan dapat dibagi menjadi tiga; kemiskinan structural, kemiskinan natural, dan kemiskinan cultural. Namun secara factual, kemiskinan disebabkan oleh rendahnya pendapatan. Rendahnya pendapatan menyebabkan rendahnya tabungan (saving), karena hamper semua pendapatan di konsumsi. Rendahnya tabungan mengakibatkan akumulasi modal untuk investasi juga rendah, yang pada akhirnya tingkat produksi dan produktifitas juga rendah. Dalam kondisi ini orang akan selalu miskin tanpa perubahan. Inilah yang disebut dengan lingkaran setan kemiskinan. *Bappeda.SS