Lima Perusahaan Langsung Keroyokan Bangun Kebun Raya Sriwijaya

Empat perusahaan memberi bantuan penamanan bibit pohon di Kebun Raya Sriwijaya. Sedangkan Pusri fokus membantu fasilitas perkebunan nantinya. Dijadwalkan semua perusahaan tersebut mulai bergerak merealisasikan rencana mereka tahun ini.

"Kami telah memanfaatkan banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Sumsel. Sudah sepantasnya kami juga berkontribusi untuk membangun Kebun Raya Sriwijaya," kata Direktur Utama Sele Raya Merangin II, Juciro Tampi usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Griya Agung, Jalan Demang Lebar Daung Palembang, Rabu (18/2).

Ia mengatakan, sebagai perusahaan nasional Sele Raya Merangin II tidak cuma berkonsentrasi pada pemanfaatan SDA. Namun juga merehabilitasi apa yang telah dikelola. Sementara Kebun Raya Sriwijaya dinilai baik untuk kehidupan masyarakat dan pemerintah di Sumsel.

"Kami mendapat kesempatan menanam bibit pohon kayu keras. Dari 16 jenis pohon yang menjadi pilihan, kami akan menentukan tiga di antara yang terbaik untuk tumbuh di Kebun Raya Sriwijaya. Semoga apa yang dilakukan perusahaan kami bisa bermanfaat untuk lingkungan, masyarakat dan pemerintah ke depannya," ujarnya.

Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan, Kebun Raya Sriwijaya akan menjadi usaha pelestarian lingkungan yang dilakukan tak cuma pemerintah tapi juga swasta dalam sebua kawasan di atas lahan sekitar 100 hektar.

"Kebun Raya Sriwijaya jadi salah satu usaha menghimpun dana dari perusahaan yang mengeksploitasi alam Sumsel. Kita tidak minta dana langsung lewat fasilitas atau sesuatu untuk masyarakat dan Sumsel. Kalau jadi kenyataan maka Kebun Raya Sriwijaya mulai dibangun tahun ini juga," ucapnya.

Sebelumnya lima perusahaan sudah lebih dulu membantu membanggun Kebun Raya Sriwijaya pada pertengahan bulan lalu (13/1). Kelima perusahaan yang bahu membahu itu adalah PT Bukit Asam dengan membangun Kantor Pengelola Pusat Informasi senilai Rp9,2 miliar.

Lalu PT Sentosa membangun Pos Jaga dengan dana Rp500 juta, PT Pertamina membangun Rumah Kaca dan Rumah Paranet sekitar Rp11,5 miliar. Bank BRI juga keroyokan membangun Panggung Terbuka Rp100 juta, serta Bank Sumsel Babel yang akan membangun Wisma Tamu sebanyak lima cluster senilai Rp1,2 miliar.

Untuk membangun Kebun Raya Sumsel, Pemprov memprediksi kebutuhan dana yang besar hingga sekitar Rp340 miliar. Jika menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) seluruhnya, Pemprov menolak karena akan membebani keuangan daerah.

"Perusahaan penyumbang bangunan merasa memiliki tanggung jawab lewat dana CSR-nya untuk melestarikan lingkungan. Konsep Kebun Raya ini kan lingkungan, konservasi, restorasi, lahan dan sebagainya. Mereka merasa cocok jika CSR perusahaan dialihkan untuk Kebun Raya," jelas Plt Kepala Balitbangnovda Sumsel, Alamsyah.

Saat ini Balitbangnovda Sumsmel sudah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) dan memasuki proses lelang. Selain itu juga memulai proses pembangunan penelitian, tingkat keasaman tanah, kedalaman gambut serta pemetaan zona-zona. "Kita mengupayakan penambahan area sesuai dengan misi Gubernur," ucapnya.

 

http://palembang.tribunnews.com