Alex Masih Berharap Renang di Jakabaring

"Kami sangat ingin dilaksanakan di Sumsel, mengingat venue renang di JSC sudah sangat lengkap dan bersertifikat FINA (Federation Internationale de Natation, red)," ujar Alex.
Sebenarnya, jelas terlihat dari raut wajah Alex, saat mengetahui adanya informasi yang menyatakan bahwa renang tidak dilaksanakan di JSC. "Dalam perkembangannya saat ini, ternyata ini tidak sesuai MoU. Padahal, kami sendiri jika diminta sekarang pun untuk menggelar Asian Games sudah siap karena memiliki 18 venue, 5 di antaranya memiliki sertifikat internasional," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, Indonesia mendapat berkah menjadi tuan rumah Asian Games setelah Hanoi dan Vietnam, mengundurkan diri. Menurutnya, belum tentu 20-30 tahun lagi Indonesia mempunyai kesempatan itu. "Ini adalah berkah, tapi bahkan bisa menjadi musibah jika Indonesia tidak siap, karena Jakarta baru akan membangun sejumlah fasilitas. Sebaliknya, kami hanya tinggal merenovasi dan bukan memulai dari nol lagi," tegasnya.
Bahkan, Alex pun memaparkan kekecewaannya dengan ketidakhadiran delegasi OCA ke Palembang untuk meninjau venue. "Seharusnya mereka tidak hanya meninjau venue di Jakarta. Mereka mestinya bisa membandingkannya dengan venue yang ada di Sumsel. Padahal, mereka sendiri sudah janji akan datang ke Palembang," katanya.
Akibatnya, OCA dianggap sangat subjektif, terutama menilai soal fasilitas kolam renang Jakabaring yang dianggap tidak memenuhi syarat karena semi indoor. "Padahal yang memberikan sertifikat standar internasional adalah FINA yang notabene induk organisasi renang dunia. Kami memang di kampung, tapi bukan berarti kami kampungan," ungkap dia.
Diketahui, struktur bangunan yang semi indoor disebut-sebut menjadi penyebab tidak dipilihnya kolam renang di Jakabaring untuk Asian Games sehingga mempertimbangkan untuk membangun kolam renang bari di Jakarta. Alex mengaku melihat adanya keberpihakan OCA dalam proses pemetaan venue antara Palembang dan Jakarta.
Ia juga mempertanyakan alasan penyelenggaraan perlombaan yang diharuskan di Ibu Kota negara. Alasan ini justru bertolak belakang bila dibandingkan dengan penyelenggaraan Asian Games sebelumnya seperti di Incheon, Busan, dan Guangzhou, dimana venue renang justru di luar Ibu Kota.

 

http://www.sumeks.co.id